Tuesday, November 8, 2016

Sehat dengan ucapan "Terimakasih "



"Terimakasih"- membuat - Hidupku jadi penuh Nikmat


 (Kepada Tubuh yg Allah Titipkan padaku, dan seluruh unsur alam, Kehidupan, dan lingkungan yg melingkupi-ku, menjadi bagian dari hidupku,..)

Setulusnya kuupayakan ucapkan "TERIMAKASIH" didalam "Rasa disekujur tubuh dan jiwaku",.. 

Maka,. ALLAH - ajarkan aku untuk MELIHAT keindahan dan makna2 di sepanjang perjalanan hidupku,..

Hingga Aku jadi semakin "Mengerti", "Sadar", dan "Mampu merasakan" NIKMAT, yang sesungguhnya tak pernah berhenti ALLAH berikan rejeki  itu padaku,..

Sungguh ALLAH MAHA PEMBERI lagi MAHA PENYAYANG




Perjalanan Ihtiar

Pagi ini begitu indah.. matahari cerah bersinar, mengusir kegelapan dan udara menyisakan embun segar yang terlihat bening didedaunan.. suara kicau burungpun begitu riang terdengar bersahutan satu dengan lainnya. Semua terlihat dalam keseimbangan nuansa indah yang sempurna tiada tara.


“Segala Puja-puji ku ucapkan kepadaMU ya ALLAH atas segala nikmat yang tak pernah habis Engkau berikan pada hati dan jiwaku yang Puas. 



“Allah hadirkan aku didalam kehidupan ini, untuk menempuh perjalanan panjang ihtiar dan amal sesuai kodrat dan takdir hidupku."

Azan subuh bangunkan aku dari lelap tidur setelah kemarin seharian penuh dan bahkan sampe tengah malam kuhabiskan waktu sibuk dengan segala macam pekerjaanku.

Perjalanan ihtiar memang selalu penuh dengan warna dan dinamika.. sangat kusadari, tidaklah pernah ada lintasan  takdir hidup manusia yang mulus sepanjang perjalanan nafas. Karena keseimbangan dari kemudahan dan kesulitan justru Sang Pencipta hadirkan untuk membangun kualitas mental, ilmu dan keihlasan kita manusia,. Demi menuju pada keindahan hidup di hati yang puas, agar selalu mampu bersyukur dan melihat sisi-sisi nikmat dan hikmah dari setiap kejadian, serta sarat dengan kasih sayang yang menghangatkan hati.

Demikian pula denganku.. serta saudara-saudaraku sesama umat manusia. Karena memang itulah seyogyanya manusia hidup..  yang harus senantiasa berjuang menghadapi tantangan dan persoalan.




Rasa pahit , sakit, kecewa, benci ataupun intinya adalah ketidak nyamanan hati yang selalu menjadi jargon yang menggetarkan jiwa, hanyalah bagian dari pengenalan rasa untuk kita memahami serta meningkatkan kemampuan untuk cerdas hati dan membangun rasa syukur didalam hati, hingga akhirnya masing-masing individu   memiliki kemampuan melihat, bahwa sesungguhnya tidaklah pernah kita manusia kekurangan nikmat dan rejeki yang Allah selalu berikan sesuai ilmu dan ihtiar masing-masing.


“jalan ihtiar yang harus ditempuh kali ini sama sekali tidaklah mulus. Banyak sekali Aral dan  tantangan yang menyita energi pikiran dan mentalku..


Lengah sedikit saja bisa jatuh aku tersandung ataupun terpeleset karena jalan itu begitu becek, licin dan berbatu-batu. Belum lagi kelokan dan persimpangan yang membingungkan untuk memilih kemana arah harus melangkah. Gelap.. tidak ada cahaya yang menerangi jalan itu.. sungguh sulit dan sangat tidak menyenangkan.. tapi tidak ada pilihan,.. kaki harus terus melangkah meniti jalan hidup.. keyakinan harus tetap ditegakkan.. mengapa harus mengeluh..

Terseok tanpa gentar kulanjutkan langkah ihtiarku,.. menempuh lintasan takdir ini dengan sekuat tenaga dan keyakinan.. tubuhku lelah dan perih oleh luka goresan semak dan aral yang melintang… dan di kegundahan hati yang sangat,.. dan tadi malam,.. kuistirahatkan sejenak tubuh dan jiwa lelahku dalam kelelapan tidur tanpa mimpi,.. Larut aku dalam penyerahan diri yang total pada Sang Khalik..

“Kuhimpun segala energi dan semangat diatas landasan keihlasan hati yang berserah  sepenuhnya, dan kumohon dengan segala kesungguhan hati terdalam “Ya ALLAH,. Aku Serahkan Diriku Denan Atas Pimpinan Engkau..

Hari ini… kuhirup udara segar nuansa pagi yang begitu indah, sempurna mewujud secara harmonis di keseimbangan yang mutlak karya sang Pencipta. Segar sekali rasanya..



 




“Ku ucap NamaMU yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang Ya Allah..

Maka Hatiku Tenang.. dan Pikiranku Terang.


.”








Kulanjutkan langkah ihtiarku menyongsong waktu, membawa serta mereka yang Allah hadirkan padaku menuju kedamaian yang sarat dengan nikmat dan rasa syukur dijiwa yang puas, sampai nanti kutemui batas akhir perjalanan nafas yang DIA tentukan.


Jalan yang harus kutempuh masih sangat panjang..
Cadangan energi semakin menipis, sementara beban dan tuntutan tanggung jawab semakin mendera tanpa kompromi..  memicu kecemasan serta mengusik dan menerobos masuk ke ruang pikiran dan hati yang sudah begitu sarat dengan persoalan yang belum terselesaikan..

Hari demi hari dalam beberapa  minggu ini kulalui dengan konsentrasi pada  pekerjaan yang sepertinya tak pernah akan habis.  Dan sepertinya belum ada hasil nyata yang sesuai dengan apa yang aku dan keluargaku perlukan..

Apa yang menjadi kebutuhan untuk keluarga dan anak-anakku terus terbayang di ingatan, sementara belum satupun titik terang ataupun celah harapan yang terlihat.
Semua yang kuihtiarkan seperti akan berakhir dijalan buntu,..


Pikiranku dipenuhi dengan kecamuk pertanyaan tak berjawab yang datang dari segala sisi keterbatasanku. 



Ya Allah,.. Solusi apa yang kiranya bisa kutemukan untuk menjawab persoalan-persoalan ini. Mengapa semua hilang, sembunyi dalam kegelapan..



Saat-saat seperti ini selalu menjadi siksaan dan tantangan penyerahan diriku.. nafasku sesak dihantui kecemasan dan kekuatiran akan kebutuhan hidup yang tak dapat kupenuhi. 



Membuatku limbung dan seakan tak mampu lagi berdiri diatas segala iman dan keyakinan.



Tangan,.. kaki,.. kepala,, semua bekerja.. mencoba berdayakan seluruh bagian tubuh dan inderaku,,. terus menggapai-gapai dalam kepekatan, berharap ada sepotong tonggak atau sesuatu yang bisa kupegang.. sampai akhirnya kusadari.. Tak ada apapun yang dapat kuraih untuk tempatku bersandar.. dan disaat seperti itu,.. tidak ada cara apapun yang mampu terpikirkan.

selain dari Berserah Pada Sang Pencipta.





“Aku berserah pada Allah,.. dan Allah selamatkan aku. ALLAH JADIKAN semua kesulitan, serta segala kejadian dan persoalan yang  mengakibatkan rasa resah, marah, sedih  dan segala bentuk ketidaknyamanan dihatiku sebagai materi PEMBELAJARAN untuk aku mendapatkan KEKUATAN DAN  ILMU yang aku perlukan sebagai bekal untuk menempuh  perjalanan hidupku menuju KEMENANGAN LAHIR - BATIN - DUNIA DAN AKHIRAT.




Rasa Resah dihati menyeretku  pada ketidak nyamanan di hati yang galau.. menghilangkan kesadaran rasa pada segala nikmat yang Allah berikan. Membuatku menjadi manusia bodoh yang penuh dengan keinginan-keinginan dari hati yang ego..

Kita Manusia dan telah Allah Tiupkan Zat NYA pada diri kita,..  jadi tidak ada yang harus dikuatirkan, karena sesungguhnya Allah selalu bersama kita.  DIA yang Maha segalanya akan menjaga dan melindungi kita..
Mungkin yang diperlukan hanyalah sedikit kebesaran hati untuk ihlas menerima segala yang terjadi.

Tak perlu takut kekurangan, karena tanpa harus kita meminta, sesuatu apapun yang kita perlukan pasti Allah sediakan.

Lalu mengapa galau ketika keinginan dan harapan tak terpenuhi..  segala yang pernah Allah berikan bisa saja sewaktu-waktu diambilNYA kembali.

Mengapa tak bisa hati menerima,.. bukankah pada awalnya juga tak ada apapun yang kita miliki.

Mengapa kita ukur rizky dan nikmat yang Allah berikan dengan standar-standar pikiran yang mengacu pada kebanggaan hati ataupun pengakuan tingkat sosial dari orang lain yang sesungguhnya samasekali tidak mengerti akan nikmat yang Allah telah berikan kepada kita masing-masing.

“Ya Allah… Sungguh ujianMu begitu dahsyat. Dan dengan Kasih Sayangmu KAU ingatkan bahwa sejatinya Aku hadir  ke dunia ini adalah untuk menjadi Khalifahmu..”

Tak ada niatku mengeluh atas segala beban yang harus kupikul melewati jalan yang telah Engkau tentukan.. Karena aku sadar sepenuhnya,.. Tiada Engkau berikan aku beban perjalanan sebesar ini jika tak mampu aku melampauinya.. karena tak akan Engkau berikan cobaan dan ujian yang melebihi batas kemampuan kami..

“MAHA BESAR ENGKAU YA ALLAH TUHAN SEMESTA ALAM..”

No comments:

Post a Comment